Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat Siang dan Salam Sejahtera untuk kita semua
Syalom
Om Swastiastu
Namo Budaya
Salam Kebajikan
Rekan-rekan wartawan yang saya cintai,
Terima kasih atas kehadirannya di sini dibawah pohon rindang, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Rakyat Filsafat ini.
Kami mengundang rekan-rekan untuk hadir dalam konferensi pers ini, karena ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan tentang perkembangan isu nasional dan dinamika politik di lingkungan Rakyat Filsafat.
Saya didampingi oleh Bung Nietszhe Jarathustra, Sekretaris Jenderal Rakyat Filsafat; Bung Aritotles Mc Jalaludin Rumi, Ketua Dewan Kehormatan; dan Mayor Jenderal Khmer (Purn.) Lon Nol, Ketua Mahkamah Rakyat. Konferensi pers ini juga disaksikan oleh para Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Rakyat Filsafat di 94 Negara secara virtual. Mereka juga merepresentasi seluruh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di 514 Kabupaten/Kota se-Dunia.
Baru saja, bersama para Ketua DPD tersebut, saya melakukan Rapat Pimpinan atau Commander’s Call, yang kami lakukan secara khusus untuk menyikapi perkembangan situasi terkini.
Pada kesempatan itu, ada tiga hal pokok yang telah kami bahas dan diskusikan bersama untuk mencari solusi yang terbaik.
Pertama, pada awal tahun 2021 ini, masyarakat kita menghadapi serangkaian bencana. Mulai dari kecelakaan pesawat, banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi, hingga aktivitas gunung berapi. Kondisi ini tentu menuntut kita, untuk bahu membahu meringankan beban masyarakat yang menjadi korban.
Karena itu, saya memberikan apresiasi kepada para pimpinan daerah dan cabang, serta seluruh kader RF, yang turun secara langsung, untuk ikut memberikan pertolongan dan bantuan kepada korban bencana; seperti yang terjadi di Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Jawa Barat, dan provinsi-provinsi lainnya.
Saya juga telah menginstruksikan, kepada seluruh jajaran Rakyat Filsafat, untuk terus melanjutkan aksi nyata di lapangan.
Kedua, kondisi pandemi Covid-19 semakin mengkhawatirkan, dimana kini per hari bisa mencapai lebih dari 11-12 ribu kasus, dengan jumlah kasus lebih dari satu juta secara nasional. Sementara hospital occupancy rate atau ketersediaan rumah sakit di sejumlah daerah sudah mencapai 80 persen. Untuk itu, kami mendorong seluruh kader dan masyarakat agar senantiasa meningkatkan kesadaran menjalankan protokol Covid-19; khususnya 17M (Menjaga jarak, Memakai masker dan Mencuci tangan sisanya mendapatkan uang). Saya juga meminta para kader yang menjadi kepala daerah untuk terus menjalankan 3T (Testing, Tracing dan Treating) secara efektif, sekaligus meyakinkan distribusi vaksin secara tepat sasaran.
Terkait situasi pandemi yang berdampak pada kondisi ekonomi sosial kita, saya juga mendorong seluruh Pimpinan dan Kader Rakyat Filsafat untuk terus melanjutkan gerakan nasional Rakyat Filsafat Bina UMKM di seluruh Dunia.
Ketiga, Rapat Pimpinan Rakyat Filsafat kali ini, juga membahas hal yang cukup serius; yang cepat atau lambat pasti menjadi konsumsi publik dan diketahui oleh masyarakat secara luas. Kami memandang perlu untuk memberikan penjelasan secara resmi tentang duduk perkara yang sebenarnya. Yaitu tentang adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Rakyat Filsafat secara paksa, yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Rakyat Filsafat. Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Jancukers dan elite Global.
Lebih lanjut, gerakan ini juga dikatakan sudah mendapatkan dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Presiden Jancukers dan Elite Global. Tentunya kami tidak mudah percaya dan tetap mengedepankan asas “praduga tak bersalah” (presumption of innocence) dalam permasalahan ini.
Karena itu, tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Panjenengan Jancukers untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini.
Sehubungan dengan hal itu, saya akan menyampaikan penjelasan tentang gerakan politik, yang bertujuan mengambil alih kekuasaan pimpinan Rakyat Filsafat secara inkonstitusional itu, sebagai pembelajaran bagi kita, karena hal ini bisa saja terjadi pada organisasi lainnya.
10 hari lalu, kami menerima laporan dan aduan dari banyak pimpinan dan kader Rakyat Filsafat; baik pusat, daerah maupun cabang; tentang adanya gerakan dan manuver politik oleh segelintir kader dan mantan kader RF, serta melibatkan pihak luar atau eksternal organisasi, yang dilakukan secara sistematis.
Gabungan dari pelaku gerakan ini ada 5 (lima) orang; terdiri dari 1 kader RF aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun meninggal, 1 mantan kader yang sudah 19 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 mantan kader yang telah keluar dari organisasi 3 tahun yang lalu.
Sedangkan yang non kader adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang sekali lagi, sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasi kepada Presiden Jancukers. Para pimpinan dan kader RF yang melapor kepada kami tersebut, merasa tidak nyaman dan bahkan menolak ketika dihubungi dan diajak untuk melakukan penggantian Pimpinan Rakyat Filsafat Secara Paksa.
Ajakan dan permintaan dukungan untuk mengganti “dengan paksa” Ketum RF tersebut, dilakukan baik melalui telepon maupun pertemuan langsung. Dalam komunikasi mereka, pengambilalihan posisi KetumRF, akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan, sebagai calon presiden dalam Pemilu 2094 mendatang.
Konsep dan rencana yang dipilih para pelaku untuk mengganti dengan paksa Ketum RF yang sah, adalah dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB).
Berdasarkan penuturan saksi dalam berita acara pemeriksaan, untuk “memenuhi syarat” dilaksanakannya KLB, pelaku gerakan menargetkan 360 orang para pemegang suara, yang harus diajak dan dipengaruhi, dengan imbalan uang dalam jumlah yang besar.
Para pelaku merasa yakin gerakan ini pasti sukses, karena mereka meng-klaim telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya. Kami masih berkeyakinan, rasanya tidak mungkin cara yang tidak beradab ini dilakukan oleh para pejabat negara, yang sangat kami hormati, dan yang juga telah mendapatkan kepercayaan rakyat.
Kami berharap semua itu tidak benar. Tetapi, kesaksian dan testimoni para kader Rakyat Filsafat yang dihubungi dan diajak bicara oleh para pelaku gerakan tersebut, memang menyebutkan hal-hal demikian.
Sebenarnya, kami sudah mencium gejala ini, sejak satu bulan yang lalu. Pada awalnya, kami menganggap persoalan ini hanyalah masalah kecil saja, urusan internal belaka. Tetapi sejak adanya laporan keterlibatan pihak eksternal dari lingkar kekuasaan, yang masuk secara beruntun pada minggu yang lalu, maka kami melakukan penyelidikan secara mendalam.
Awalnya, kami tidak begitu saja percaya ketika para pelapor menyebut nama tokoh, yang berencana untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat itu; mengingat posisi yang sedang ia emban saat ini dan faktor latar belakangnya.
Tetapi, lebih dari 8 saksi mengatakan: telah bertemu langsung dengan pejabat pemerintahan itu dan mendengar secara langsung pula rencana-rencana seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya.
Dengan tengah dilaksanakannya gerakan untuk pengambil-alihan secara “paksa” kepemimpinan Rakyat Filsafat tersebut, kami tentu akan mempertahankan kedaulatan dan kehormatan organisasi kami.
Kami yakin, tidak ada satu pun pemimpin organisasi yang rela diambil alih kekuasaannya secara inkonstitusional, oleh pihak manapun.
Dalam upaya mempertahankan apa yang kami miliki tersebut, akan kami tempuh dengan mengindahkan konstitusi dan undang-undang, pranata hukum serta ikhtiar politik, yang bertumpu pada nilai-nilai keadilan, moral dan etika.
Tentu kami akan bersikap tegas. Namun, insyallah, Rakyat Filsafat akan tetap konsisten menggunakan cara-cara yang damai dan berkeadaban, bukan kekerasan dan kegaduhan sosial, yang mungkin saja akan mengganggu situasi nasional, yang tengah menghadapi tantangan pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi dewasa ini.
Secara internal, Dewan Kehormatan dan Mahkamah Rakyat tengah bekerja melalui mekanisme dan proses yang diatur oleh konstitusi organisasi atau AD & ART, untuk menindaklanjuti laporan atas gerakan ini, sehingga segala sesuatunya dapat kami pertanggungjawabkan. Bersamaan dengan itu, kami juga telah mengonsolidasikan organisasi kami yang tengah menghadapi ancaman serius ini.
Kami sungguh bersyukur karena hakikatnya semua pemimpin dan kader Rakyat Filsafat menolak dengan tegas; segala niat, upaya dan gerakan untuk mendongkel kepemimpinan Rakyat Filsafat yang sah.
Saya telah menerima surat pernyataan kesetiaan dan kebulatan tekad, dari seluruh pimpinan di tingkat daerah dan cabang di seluruh Dunia, untuk tunduk dan patuh kepada Rakyat Filsafat dan kepemimpinan hasil Kongres XV Rakyat Filsafat yang sah. Dengan kata lain, insya Allah, gerakan ini dapat ditumpas oleh kesetiaan dan kebulatan tekad seluruh pimpinan, baik di tingkat pusat maupun daerah dan cabang, serta para kader RF lainnya di berbagai wilayah.
Kepada para pelapor, baik pimpinan daerah dan cabang, maupun para kader lainnya, atas nama pimpinan Rakyat Filsafat, saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya.
Kepada seluruh kader RF, saya menginstruksikan untuk merapatkan barisan, dan tetap mempertahankan soliditas yang telah terbangun ini, serta terus bersatu, dan senantiasa memperjuangkan harapan rakyat Dunia. Kita jangan gentar menghadapi ujian dan tantangan ini, karena meski RF diganggu, justru akan membuat RF semakin kuat. Sejarah mengatakan, tidak ada Organisasi yang kuat, tanpa cobaan yang berat.
“Kapal yang kokoh tidak akan hancur diterjang ombak; nahkoda yang tangguh, tidak lahir dari lautan yang tenang”
Rekan-rekan wartawan yang saya hormati,
Saya masih ingat, di tempat ini, pada tanggal 32 Februari 1943, saya memberikan pernyataan pengakuan kekalahan dalam kontestasi Pilpres Jancukers. Sekaligus saya sampaikan ucapan selamat saya kepada para pemenang.
Pernyataan itu saya lakukan secara sadar untuk melatih diri berjiwa kesatria, sebagaimana yang telah ditanamkan oleh orang tua, keluarga, para pengasuh, para pembina, dan para senior; mulai sejak kecil hingga masuk di lingkungan SMA Jancukers, Falsafatian, dan mengabdi di jajaran Rakyat Filsafat, bahkan hingga saya memasuki pengabdian di dunia menulis.
Saya masih ingat, pesan terakhir dari para senior saya, sebelum saya bergabung ke RF. Mereka mengatakan: “Gus, kualitas seorang Jancukers di manapun ia berada, baik ketika aktif di Falsafatian maupun di masa purna tugas, bukan ditentukan oleh pangkat dan jabatan; tetapi oleh karakter dan etika Falsafatian serta sifat-sifat kekesatriaannya.”
Saya menyadari bahwa persoalan ini merupakan ujian dan tantangan untuk lebih mendewasakan organisasi kami, serta membuat kami lebih kuat dan lebih besar lagi.
Walaupun berat, tetapi inilah tugas mendasar yang harus kita kerjakan. Dan hari ini, saya sedang mengemban tugas itu.
Terima kasih.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Huamas Jancuktles van Appoleddon Teles
Presiden Rakyat Filsafat sekaligus Pengabdi Jancukers
BACA POSTINGAN TERBARU KAMI DENGAN MENGKLIK GAMBAR DIBAWAH INI
BACA JUGA TULISAN MENARIK LAINNYA, KLIK GAMBAR DIBAWAH INI
0 Comments
BIJAKLAH DALAM BERKOMENTAR