KARYA DIWA PRASETYO
KLIK →INSTAGRAM DIWA
PRASETYO
Kodok itu berhasil dia
dapatkan, bersama seekor monyet dia bermain disungai yang berada di dalam hutan
tempat ia menggantungkan hidupnya, tiba tiba terdengar suara daun yang
bergemerisik dari kejauhan, ia mulai menoleh kesamping dan mencoba melihat dari
kejauhan yang cukup membuat manusia biasa megerutkan dahi, tapi baginya tidak
semuanya terlihat jelas baginya, semuanya terdengar jelas baginya. Orang dewasa
itupun mulai memanggilnya "mapala kau dimana?, ayo kita pulang, matahari
sudah mulai tenggelam" dengan cekatan mapala kecil pun langsung mendekati
ibunya yang memakai baju panjang berwarna hitam yang kadang dianggap abu abu
bagi mapala, dengan kaki telanjang ibunya mulai mengeluh dengan keadaan hutan
yang sudah banyak kaca kaca yang dibuang dari pabrik sekitar "ayo cepat
nak, bahaya kalau kamu main disini, banyak kaca", tapi perkataan ibunya
tidak didengarkan, mapala memang sering tidak mendengarkan kata ibunya apalagi
ayahnya yang sering pulang larut malam, mapala pun langsung lari menuju rumah
yang memiliki ketahanan yang sangat rapuh dan diselimuti kayu kayu hutan
untuk tegak dan layak dianggap rumah, andai saja kayu itu tidak ada, maka
robohlah rumah itu, seperti biasa ibunya selalu ditinggalkan mapala begitu saja
dan harus menysul anaknnya yang sangat ia cintai.
ayah memang sering pulang
larut malam dengan muka lusuh, baju terkena bekas minyak ditempat ia kerja.
sesampainya ayah dirumah ayah menemukan keluarga kecil yang paling ia cintai
sedang terduduk di meja makan menunggu ia melewati pintu dan duduk bersama
mereka secepatnya, mapala diam saja dan hanya menatap santapan yang akan ia
makan malam ini, ayah langsung membuka pembicaraan "makan apa kita hari
ini bu?" dan ibu pun menjawab sambil menghela nafasnya "seperti biasa
pak" disaat itu juga ayah mengerti dan langsung memakan bersama sama
santapan mereka.
paginya ibu membangunkan
mapala untuk meminta izin pergi kerja diluar hutan, tapi mapala hanya
mengangguk dalam tidurnya, ibu langsung bangkit dari tempat tidur mapala dan
pergi bersama ayah. saat matahari mulai diatas kepala, mapala kecil bangun dan
mendapati dirinya tergeletak ditanah rumahnya akibat mimpi semalam, sontak
mapala memanggil ibunya yang seharusnya ada diluar menyirami tumbuhan2 mereka,
dia sudah terbiasa melihat ayah tidak dirummah saat dia bangun, tapi kali ini
ibu juga ikut menghilang, bagi mapala, kehilangan ibunya sesuatu yang tidak
wajar, karena ibu tidak punya niatan untuk keluar hutan sekali pun, dan hari
ini sangat membuat mapala bingung dan bergegas keluar rumah untuk mencari
ibunya, disekitaran hutan mapala keliling meneriaki nama ibunya dengan harapan
ibu menyaut teriakannya, dia mencoba bertanya dengan si monyet tapi apalah daya
monyet tidak mengenali ibunya, ini sangat membuat mapala gelisah dan terus
meneriaki nama ibunya tanpa henti, sampai mapala kehausan beberapa kali.
matahari mulai tenggelam
dan rumah masih kosong ketika mapala berada didepan rumahnya, mapala masuk
kerumah dan duduk terenung diatas meja makan, mencoba berfikir keras
mengenai kepergian ibunya, mapala hannya duduk termangu diatas tempat tidurnya dan
tanpa ia sadari dia telah memejamkan matanya dan tertidur.
BACA JUGA TULISAN MENARIK LAINNYA, KLIK GAMBAR DIBAWAH INI
0 Comments
BIJAKLAH DALAM BERKOMENTAR