Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Ada seekor anjing. Bila dipisahkan dari tuannya, anjing itu melolong seperti disiksa. Anjing ingin selalu bersama tuannya. Padahal sang anjing bebas berkeliling dan berkeliaran ke mana saja. Kebun tuannya luas. Namun fokusnya ingin selalu bersama tuannya. Mengapa saya tidak seperti itu?
Sang anjing tidak diikat dan dikurung. Sang anjing tak pernah diperintah untuk bersama tuannya. Dengan kesadaran sendiri dia terus bersama tuannya. Bila saya berdekatan dengan anjing tersebut, saya hanya berdoa, "Ya Allah, aku berlindung dari najisnya."
Seekor monyet dilepas bebas oleh tuannya. Namun mengapa tidak mau pergi ke hutan? Bila saya tiba, sang monyet menghampiri saya. Tak pernah lepas dari pundak. Bila sang monyet bermain-main, tak pernah lebih dari kebun dan tanah milik tuannya. Tak mau melanggar batas milik tuannya. Bila melebihi, sang tuannya tak bertanggungjawab atas keselamatannya. Mengapa saya tak seperti monyet?
Mengapa saya tak seperti anjing? Yang selalu menemani tuannya. Mengapa saya tidak membersamai Allah? Mengapa jauh dari Allah bukanlah siksaan yang teramat berat dan keras? Mengapa dipisahkan dari Allah bukan menjadi penderitaan yang paling kejam tak berprikemanusiaan?
Anjing seperti lebih paham ilmu tauhid dari pada saya. Anjing seperti telah sempurna ilmu Rububiyah dan uluhiyahnya. Dibandingkan diri ini yang merasakan tersiksa bila bersama Allah. Yang merasa jemu bila berduaan dengan Allah.
Anjing itu, bila saya lambaikan tangan saya. Dia langsung mengikuti dan melompat-lompatan ingin menghibur saya. Bagaimana dengan diri ini? Sudah diberi nikmat tanpa henti. Sudah diancam dengan keras. Tapi tetap tak mau bersama Allah.
Mengapa saya tak seperti monyet? Yang tak berani melanggar batasan yang telah ditetapkan Allah. Selalu melanggar batasan-Nya, sehingga Allah membiarkan diri ini sendirian tanpa pertolongan, perlindungan dan bimbingan. Wajar saja bila diri ini terus terjerumus dan tersesat dalam kebinasaan.
BACA JUGA TULISAN MENARIK LAINNYA, KLIK GAMBAR DIBAWAH INI
0 Comments
BIJAKLAH DALAM BERKOMENTAR