Hari Ini Untuk Hari Esok



Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Di Surga, Nabi Adam dididik oleh Allah. Diajarkan berbagai nama-nama benda. Diajarkan berbagai peran, fungsi dan manfaatnya. Diajarkan segala hal yang berkaitan  dengannya. Kelak, inilah yang menjadi argumen layaknya Nabi Adam sebagai Khalifah di muka bumi dan alasan diperintahkan bersujudnya Malaikat dan Iblis.


Pengenalan terhadap berbagai nama benda adalah awal persiapan  Nabi Adam untuk menghadapi perjalanan yang melelahkan di tempat yang asing yaitu bumi. Mengapa Nabi Adam tidak bersenang-senang saja di Surga? Mengapa tidak menikmati saja fasilitas surga? Inilah persiapan sebelum menghadapi penempaan di bumi yang terasing. Di bumi, Nabi ada sudah paham berbagai hal yang harus dilakukan karena sudah paham berbagai nama dan manfaat benda-benda.


Liku-liku kehidupan masa kecil Nabi Yusuf. Bukanlah penderitaan. Gelapnya sumur merupakan penempaan untuk menghadapi liku-liku di saat remaja. Menghadapi godaan tuannya. Menghadapi gelapnya penjara. Gelapnya penjara lebih gelap sumur yang ada di padang pasir.


Kesendirian di penjara tak ada artinya dibandingkan kesendirian di sumur padang pasir. Kesendirian tanpa Ayah dan saudara di dalam sumur lebih sulit dibandingkan kesendirian di penjara. Penempaan hari ini sebuah persiapan menghadapi tantangan hari esok. 


Rasulullah saw sudah terbiasa menghadapi rintang, halangan dan pengusiran oleh Kafiriin Mekah. Bukankah sejak jabang bayi sudah ditinggalkan ayahnya? Sejak kecil sudah ditinggalkan ibu dan kakeknya? Sejak kecil sudah menggembala kambing di daerah pedalaman? Sejak remaja sudah melakukan perjalanan niaga ke Syam?


Saat butuh teman perjuangan, Allah  memanggil istri dan pamannya. Bukankah sejak bayi sudah terbiasa  kehilangan yang dicintainya? Bukankah sejak kecil sudah terbiasa menghadapi tantangan hidup yang berat dan besar? Masa kecil dan remaja, itulah penempaan yang disiapkan Allah untuk menghadapi tantangan dakwah saat diangkat sebagai Nabi dan Rasul.


Hari ini persiapan untuk hari esok. Semua peristiwa yang terjadi hari ini adalah penempaan untuk menghadapi hari esok. Sadarkah? Nikmatilah? Ambil pelajarannya? Bukankah hari esok adalah hari-hari yang penuh dengan fitnah? Bukankah huru hara hari kiamat semakin nyata dan banyak? Inilah yang dirasakan oleh Huzaifah bin Yaman sang penjaga rahasia Rasulullah saw.

BACA JUGA TULISAN MENARIK LAINNYA, KLIK GAMBAR DIBAWAH INI

Belajar Ilmu Hukum Disini

Post a Comment

0 Comments

Iklan